Muhammad Syamlan: 04/29/09

Dari Lubuk Hati

بسم الله المن الرحيم

Dari Lubuk Hati

Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara, Adik Sanak sekalian, masyarakat Provinsi Bengkulu yang kami cintai,

Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga selalu dicurahkan kepada Rasulillah saw.

Dalam rangka menyonsong masa depan Daerah, Bangsa dan Negara ke depan yang lebih baik, maka kami mengajak kita semua mensukseskan Pemilu 2009 dengan menggunakan hak pilih secara benar, tertib, cernat, penuh persaudaraan dan kedamaian.

Dan dari lubuk hati yang paling dalam, di tengah krisis kepercayaan yang kian meluas, kami mengajak agar kiranya Bapak, Ibu dan Saudara berkenan secara tulus mendukung dan memilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) No. 8. Kami berpendapat, insya Allah, PKS beserta kader-kadernya masih selalu bisa dipercaya.

Terima kasih dan mohon maaf. Semoga Allah memberikan petunjuk dan memberkahi kita semua.

Bengkulu, 12 Rabi'ul Awwal 1430 H/9 Maret 2009 M.

Hormat dan Salam Cinta Kami

HM. Syamlan
E-Mail: syamlan2007@gmail.com
http//:msyamlan.blogspot.com
Hp: 0811739300

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Alhamdulillah, wasshalaatu wassalaamu 'ala Rasulillah, wab'd.

Kami berharap bahwa media ini bisa menjadi sarana dakwah, islah, ajang silaturrahim, berbagi pengetahuan, dan segala hal yang positif. "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang beragama Islam (tunduk patuh kepada Allah)?" (Fusshilat: 33)

Maka masukan, saran dan kritik dari para pembaca sangat kami harapkan. Semoga berkenan di hati dan bermanfaat. Allah-lah tempat mengabdi dan berserah diri.

Terima kasih dan salam cinta buat semuanya.

Hormat Kami
Redaksi

Dari Hati ke Hati

Bebaskan Hati Dari Penjajahan Syahwat
Oleh : HM Syamlan

Bagaimana hati dapat bersinar sementara gambar dunia terpampang dalam cerminnya? Bagaimana hati bisa berangkat menuju Allah kalau ia masih terbelenggu oleh syahwatnya? Bagaimana hati akan antusias mengahadap ke hadirat Allah bila belum suci dari "hadats besar" kelalaiannya? Bagaimana hati mampu memahami kedalaman misteri ghaib padahal ia belum bertaubat dari kesalahannya? Demikian seorang ulama besar, Ibnu Atha'illah, memberikan nasehat.

Kemana pun manusia mencari kebahagiaan sesungguhnya pasti gagal. Kemana pun manusia mencari ketenangan tak akan didapatkan. Kemana pun manusia hendak mencari kemualiaan pasti akan terhempas. Semuanya hanya bisa sukses, mendapat kebahagiaan dan meraih kemuliaan manakala manusia mencari, tunduk dan berlindung kepada Allah. Bukan semata dengan raganya, tapi dengan sepenuh hatinya.

Ketika manusia tunduk dan patuh, yakin dan berserah diri kepada Allah sepenuh hati, tidak setengah hati, maka ketika itula segala-gala keinginnannya bisa dicapai. Kebahagiaan bisa dinikmati. Kemuliaan bisa diraih. Dan di akhirat, surga bisa dimasuki. "Di hari akhirat harta dan anak-anak tidak berguna lagi. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (Asy-Syu'ara; 88)

Maka siapa pun yang ambisius merebut dunia dengan tanpa mempedulikan halal-haram, niscaya binasa dan sengsara justru ketika dunia ia dapatkan. Siapa pun yang berhasil duduk di kursi jabatan dengan cara curang dan penipuan, niscaya ia akan tersungkur jatuh mengenaskan. Siapa saja bermesum ria, melampiaskan syahwat di tempat perzinaan, niscaya menderita kehinaan yang sangat dalam dan berkepanjangan. Karena, itu semua tak ada yang memuaskan hati yang bersih. Justru semua itu mengotori fitrah, dan membuat hati benar-benar dalam "hadast besar" yang tak bisa disucikan dengan mandi. Tapi harus dengan taubatan nashuha. Taubat yang sungguh-sungguh. Bukan taubat pura-pura, seperti linangan air mata buaya. Taubat janji setia yang tak akan diulang kembali.

Semua manusia harusnya selalu merenungi dirinya. Apakah hatinya bebas merdeka sujud dan rukuk kepada Allah, ataukah terbelenggu dan terjajah oleh syahwatnya yang rendah.

Semua manusia seharusnya selalu mawas diri. Tidakkah ada virus yang diam-diam menyelinap masuk ke dalam hatinya? Yang bisa membuat hatinya sakit? Sakit yang kebanyakan orang tak merasa bila sakit. Inilah sakit yang paling berbahaya. Sakit yang membuat jiwa selalu resah. Sakit yang membuat manusia susah. Sakit yang membuat jiwa gelisah. Dan sakit yang bisa membuat manusia gila. Bukan saja gila dalam pengertian hilang ingatan. Tapi gila hati yang membuat kehingan diri. "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik." (Al-Hasyr: 19)

Hati laksana cermin. Ia memantulkan apa yang dihadapi dan diinginkannnya. Cermin itu tertarik pada apa yang diinginkannya dan menolak apa yang dihindarinya. Bila hati ikhlas mengahadapi cahaya Ilahi, maka ia memantulkan kebenaran yang mendalam. Dan bila hati menghadapi dunia yang penuh gemerlapan, perubahan dan perselisihan, maka ia memantulkan godaan dan realitas yang fana bak fatamorgana.

Hati tidak bisa tercerahkan oleh penglihatan batin rohani jika ia tertutup dan ternodai oleh hasrat, nafsu dan syahwat. Hati harus dipersembahkan semata-mata untuk tujuan awal, yakni jalan tauhid absolut. Allah-lah Tuhan Yang Maha Esa. Laa ilaaha illallah. Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Allahu akbar walillahilhamd.

Artikel Berita Pidato Khutbah Ceramah

Entri data anda di sini yang akan tampil di kolom Judul 1

Entri data anda di sini yang akan tampil di kolom Judul 2

Entri data anda di sini yang akan tampil di kolom Judul 3

Entri data anda di sini yang akan tampil di kolom Judul 4

Habis Manis Sepah Dibuang Saudara, kadang persaingan dalam kehidupan ini sangat kejam. Yang kemarin sahabat dan kawan, bisa berubah menjadi musuh dan lawan. Saat saling membutuhkan benar-benar lengket, seakan tak akan pernah bisa dipisahkan.Tapi bila telah datang badai perpecahan, entah apa sebabnya, bisa benar-benar retak seperti kaca pecah. Itulah manusia, memang benar-benar ajaib. Cinta bisa berubah menjadi benci. Dan benci bisa berubah cinta. Manusia memang mudah sekali lupa. Lupa jasa orang, bahkan mudah sekali lupa asalnya sendiri. Apalagi bila manusia sedang dikuasai oleh nafsu. Nafsu yang selalu dipenuhi oleh ambisi-ambisi pribadi yang dikuasai kejahatan, ketamakan, keserakahan, keakuan, dan kesombongan. "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?" (Ath-Thariq: 5) Itulah, maka kadang kehidupan ini sangat kejam. Banyak orang yang jatuh menjadi korban atau tumbal. Ada tumbal perselingkuhan. Ada tumbal karir. Ada tumbal politik. Dan lihat, banyak orang yang bisa tertawa di atas mayat-mayat manusia lain yang bergelimpangan itu sambil minum darah segar kehormatan. Manusia memang kadang ada yang sangat licik. Lebih licik dari pada buaya. Ketika sangat butuh, bisa datang menangis sambil mengiba. Tapi bila tujuan telah tercapai, tak segan-segan untuk mencampakkan seakan tak pernah kenal. Habis Manis sepah dibuang. Atau, setelah di atas tangga ditendang. Tapi kehidupan ini pastilah adil. Yang semena-mena dan sewenang-wenang niscaya dia akan jatuh terhina. Karena orang yang di atas tak selama akan di atas. Pasti suatu saat dia harus turun lagi ke bawa. Tak ada presiden seumur hidup. Taka da gubernur seumur hidup. Taka da orang kaya seumur hidup. Dan, tak ada orang yang gagah seumur hidup. Semua orang pasti akan kembali ke asal. Menjadi tak berdaya sama sekali. Pejabat akan kembali menjadi rakyat. Orang kaya akan kembali menjadi tak punya. Yang gagah pasti suatu ketika kembali tak bisa tegak dengan lurus. Dan, yang hidup pasti akan mati. Masuk ke tempat peristirahatan terakhir, kuburan, tak bisa berangkat sendiri. Saudara, itulah maka meski kadang kehidupan ini sedemikian sangat kejam, janganlah kita pernah punya niat untuk berlaku kejam. Tetaplah sportif dan porposional saja. Bahkan yang ideal, lawan kekejaman dengan cinta dan kasih sayang. Lawan keangkuhan dengan kerendahan hati. Yang penting, hati-hati, jangan sekali-kali kita menjerumuskan diri sendiri menjadi korban atau tumbal kekejaman dan ketamakan orang lain. "Dan peliharalah dirimu dari (adzab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)." (Al-Baqarah: 281) Entri data anda di sini yang akan tampil di kolom Judul 5

Rabu, April 29, 2009

Komenntar

Dari Lubuk Hati